KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Landasan
Psikologis Kurikulum” yang merupakan salah satu materi dalam
mata kuliah Pengantar Kurikulum jenjang semester 1.
Dalam
makalah ini kami membahas tentang “Landasan Psikologis Kurikulum” yang mencakup
materi yaitu, Landasan Psikologis Perkembangan Kurikulum, Aspek
Psikologis, Psikologi Perkembangan Anak
dan Psikologi belajar.
Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun semoga makalah ini memberi manfaat kepada
kami. Akhir
kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Kritik dan
Saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
kami ini
Jakarta, 17 Oktober 2012
Tim
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
proses pengembangan sebuah kurikulum banyak hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya landasan dalam pengembangannya. Landasan pengembangan kurikulum
diantaranya, landasan fisiologis, landasan psikologis, landasan sosial dan
budaya, maupun landasan filosofis pengembangan kurikulum. Dari sekian landasan
tadi, saya mencoba mengembangkan dan memaparkan landasan psikologis dalam
pengembangan suatu kurikulum.
Landasan
psikologis pengembangan kurikulum menuntut kurikulum untuk memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum sehingga
nantinya pada saat pelaksanaan kurikulum apa yang menjadi tujuan kurikulum akan
tercapai secara optimal. Sehingga unsur psikologis dalam pengembangan kurikulum
mutlak perlu diperhatikan.
B. Rumusan
masalah
Dalam makalah ini kami memaparkan beberapa
masalah yang melatar belakangi penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Apa itu landasan psikologis ?
2.
Kenapa pemahanan terhadap perkembangan anak
sangat penting dalam pengembangan kurikulum?
3.
Aspek psikologis apa saja yang harus
diperhatikan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
LANDASAN
PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM
Psikologi dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
hubungan dengan lingkungan, pengertian sejenis menyebutkan bahwa psikologi
merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun
abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan tentang gejala dan
kegiatan jiwa.
Kurikulum
harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana
perilaku peserta didik itu harus dikembangkan. Karakteristik perilaku
setiap individu pada berbagai
tingkatan perkembangan merupakan kajian dari psikologi
perkembangan. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum landasan
psikologi mutlak harus dijadikan dasar . Perkembagan-perkembangan
yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar.
Aspek psikologis anak
merupakan salah satu yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan kurikulum.
Hal ini karena kurikulum merupakan pedoman untuk mengantarkan anak didik sesuai
dengan harapan dan tujuan pendidikan. Sementara itu anak didik secara
psikologis memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat,
bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Pemahaman tentang anak sangat penting bagi pengembang kurikulum, karena kesalahan
persepsi
atau kedangkalan pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan arah dan
kesalahan praktik pendidikan. Adapun aspek psikologi yang harus diperhatikan
adalah :
1.
Psikologi
Perkembangan Anak
Pemahaman
terhadap perkembangan anak sangat penting dalam pengembangan kurikulum,
didasarkan pada beberapa alasan
:
Pertama,
setiap anak memiliki tahapan atau masa perkembangan tertentu. Pada
masing-masing tahapan anak-anak memiliki karakteristik dan tugas-tugas
perkembangan tertentu. Seandainya tugas-tugas perkembangan itu tidak terpenuhi,
akan mengalami hambatan pada tahapan berikutnya.
Kedua,
anak didik yang berada pada masa perkembangan, merupakan masa yang sangat
menentukan untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup mereka. Pada masa tersebut
anak mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam berbagai aspek
perkembangan.
Ketiga,
pemahaman terhadap perkembangan anak, akan memudahkan dalam melaksanakan
tugas-tugas pendidikan, baik yang menyangkut proses pemberian bantuan terhadap
pemecahan masalah yang dihadapi, maupun dalam mengantisipasi kejadian-kejadian
yang tidak diharapkan.
2.
Psikologi
Belajar
Pengembangan
kuriklum dan teori belajar memiliki hubungan yang erat, karena kurikulum pada
dasarnya disusun untuk memberlajarkan siswa. Banyak teori yang berkembang
mengenai belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Perlu dicatat bahwa
setiap
teori memiliki pangkal yang sama yaitu hakikat manusia. Dua teori yang terkenal
adalah teori John Locke dan Leibnitz.
John
Locke mengemukakan teori tabularasa,
menyatakan bahwa manusia adalah seperti kertas putih, apa yang akan ditulis
pada kertas tersebut tergantung pada orang yang menulis. Teori ini memunculkan
aliran behavioristik-elementaristik.
Sementara itu Leibnitz menyatakan bahwa manusia adalah organisasi aktif. Manusia merupakan sumber dari semua kegiatan,
sehingga manusia bebas untuk berbuat apa yang ia inginkan. Tingkah laku manusia
hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal
yang pada hakikatnya bersifat pribadi. Pandangan ini menghasilkan aliran
belajar kognitif-wholistik.
Teori
ini berdampak pada teori belajar yang mengikutinya, aliran behavioristik menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang
ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara
Stimulus dan Respon (S-R) sementara itu aliran kognitif menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan mental yang ada dalam diri setiap individu. Sesuatu yang
ada pada diri individulah yang menggerakkan seseorang mencapai perubahan
tingkah laku
BAB
III
KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum yang ada
di Indonesia, saat ini sudah
banyak mengalami perubahan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di suatu
negara termasuk Indonesia. Diantara landasan pengembangan kurikulum yang perlu
dipertimbangkan yaitu landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum
aspek psikologi patut dipertimbangkan, pada proses pelaksanaan kurikulum faktor
psikologi dari pebelajar perlu diperhatikan. Psikologi yang dimaksud di sini,
terdapat dua aspek psikologi antara lain; psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan anak harus sangat diperhatikan karena
anak memiliki perbedaan perbedaan, serta perkembangan anak memiliki
perkembangan atau tahapan masa tertentu. Sehingga perkembangan kurikulum harus
sesuai dengan perkembangan anak tersebut.
Pengembangan
kurikulum harus mempertimbangkan kedua hal tersebut, baik psikologi
perkembangan anak maupun psikologi belajar, sehingga kurikulum yang disusun
dapat dilaksanakan dengan efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Makalah Pengantar Kurikulum Kelompok 2
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.
No comments:
Post a Comment
Type Here